Dari Hati Seorang Insan Biasa
"Dan Janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (darjatnya), jika kamu beriman. (Ali-'Imran:139)
Tuesday, December 3, 2013
MENYAYANGI TIDAK BERERTI MEMILIKI,MEMILIKI TIDAK BERERTI MENYAYANGI...
Cinta seperti matahari, ia tetap bercahaya.
Walau malam menjelma, cahayanya pada bulan tetap menerangi kekadang ia juga gerhana tetapi akan kembali jua kecerahannya.
Cinta adalah santapan jiwa.
Jiwa tanpa cinta bagai rumah yang kosong.
Cinta tanpa menjiwai bagai layang-layang putus tali.
Cintu adalah buta…cinta tidak mengenal usia, paras rupa, mahupun kekayaan dan harta karun, tetapi dari keikhlasan dari hati setiap insan antara satu sama lain.
Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat.
Sayang tidak bermaksud cinta.
Suka tidak serasi dengan cinta.
Kagum tidak bererti cinta.
Bangga tidak semestinya cinta.
Cinta adalah CINTA .
Cinta itu seperti sinar matahari, memberi TANPA mengharap kembali.
Cinta itu seperti sinar matahari, TIDAK MEMILIH siapa yang ia sinari.
Cinta itu seperti sinar matahari yang MEMBERI KEHANGATAN DI HATI..
Cinta umpama ‘treasure hunt’.
Cita cita dan tujuan kita satu untuk menuju ke penamat yang paling mengembirakan.
Cinta suatu yang indah, cinta boleh buat kita gundah, cinta buat hati berdarah dan cinta jua boleh membawa kesalan yang tak sudah.....
Friday, November 29, 2013
✿ :::Penghianatan seorang Wanita::: ✿
Wahai gadis ..
Hati-hatilah, “wala taqrabu zina!” (janganlah engkau mendekati perbuatan zina). Jangankan sampai berbuat zina, sekali berciuman apalagi lebih dari itu, hinalah engkau seketika!! Engkau telah menghinakan dirimu sendiri, ibumu, Rasulullah dan Allah demi mengikuti bisikan syaitan dan memenuhi nafsu syahwatmu.
Bagaimana engkau tidak menghinakan diri,
Bagi dirimu, engkau telah membuat dirimu menjadi murah, tidak menjaga kesucianmu yang diamanatkan oleh orang tua, Rasulullah dan Allah SWT. Engkau mudah dimesrai, disentuh, dicium, dibuka auratmu, apalagi lebih dari itu, oleh laki-laki yang tidak sah tidak dan berhak menikmatimu.
Bagaimana engkau tidak menghinakan orang tuamu,
Ibu merawatmu sejak bayi, menyusuimu dengan senang dan bahagia, engkau dimandikan, dirawat, dibedaki, tubuh mungil lucumu selalu ditaburi minyak wangi dan ditutup dengan kain lembut dan baju. Ia lakukan itu setiap hari dan bertahun-tahun karena sangat menyayangimu, pengorbanannya siang malam hingga kurang tidur tak pernah ia keluhkan. Setelah dewasa, engkaupun sangat dikhawatirkannya. Bayangkanlah capeknya, peluh keringatnya dan kurang tidurnya kerana sejak kecil hingga remaja ia merawatmu dengan tanggung jawab dan kasih sayang. Sesudah agak besar dan engkau tumbuh menjadi remaja, ibumu dan bapakmu sudah tak bisa lagi melihat bahagian-bahagian dari tubuhmu kerana telah tumbuh menjadi aurat yang harus ditutup dan tidak boleh diperlihatkan bahkan kepada ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkanmu sendiri. Mengapa bagitu? Kerana aurat itu sangat mahal dan istimewa, mahkota dan kesucian perempuan.
Bayangkan, betapa engkau telah mengkhianatinya, ketika aurat itu engkau buka begitu saja dengan mudah, murah .... laki-laki yang tiba-tiba datang dan menyukaimu sesudah engkau besar hasil dari perawatan ibumu sejak kecil. Engkau murahkan tubuhmu untuk dinikmati laki-laki yang tidak sah dan belum tentu menjadi suamimu. Betapa engkau telah menyakiti ibumu dalam sekejap, engkau mengkhianati jerih payahnya bertahun-tahun merawatmu. Ibumu tak bisa lagi mencium bibirmu yang ketika bayi sering dilakukannya. Ibu tidak boleh lagi dan malu melihat auratmu, demikian juga engkau malu auratmu bila suratmu dilihat ibumu. Tapi, betapa teganya engkau membukanya pada laki-laki asing di keluargamu. Engkau mempersilakan laki-laki yang tidak sah untuk menikmati tubuhmu begitu saja. Tak ingatkah perngorbanan dan keringat ibumu? Betapa jahatnya engkau pada ibumu yang melahirkan dan merawatmu. Tahukah engkau, ketika engkau berciuman dan tubuhmu dinikmati laki-laki yang tidak sah, sesungguhnya ibumu menangis menjerit merasa dilukai hatinya. Beginikah engkau? Lalu, perempuan macam apakah itu pada ibunya sendiri?
Rasulullah SAW juga kamu khianati. Rasulullah dengan jerih payahnya, dengan kesusahannya dan perjuangan beratnya telah mengangkat harkat taraf perempuan dari budaya jahiliyah yang merendahkan perempuan menjadi sangat terhormat. Demi menjaga harkat, darjat dan kesucian perempuan, memperingatkan agar mereka menutup auratnya. Begitu sayangnya Nabi pada perempuan dan tanggung jawabnya yang besar sampai-sampai ia bersikap tegas soal pergaulan perempuan: “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) kerana yang ketiganya adalah syaitan” (HR. Abu Dawud). “Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya” (HR. Muslim). “Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur.” (HR. An-Nasaa’i) “Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim) Asma binti Abu Bakar telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Rasulullah segera memalingkan pandangannya dan bersabda: “Wahai Asma, sesungguhnya seorang gadis yang telah haid tidak boleh memperlihat anggota badannya kecuali pergelangan tangan dan mukanya” (HR. Bukhari Muslim). “Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani dan Baihaqi). “Barang siapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan (seksi atau sangat mewah), maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhir nanti” (HR. Abu Daud). “Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari & Muslim) “Sesungguhnya banyak ahli neraka adalah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya” (HR. Bukhari & Muslim).
Lihat betapa tegasnya Rasulullah yang mulia melindungi kehormatan dan kesucian perempuan. Untuk siapa? Untuk kemuliaan perempuan sendiri. Lalu, sanggupkah kita mengkhianatinya? Setiap hari engkau ini mengkhianati Nabi dan mengabaikan perintah dan peringatannya?
Tak tertanggung, Allah pun kamu khianati. Sebelum Rasulullah dan Ibumu, Allah sendirilah yang telah memberikan peringatan-peringatan agar perempuan menghargai dirinya dan memuliakan dirinya dengan menutup auratnya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, keranaitu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab : 59). “Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin hendaklah mereka menundukan pandangannya dan menjaga kehormatannya” (An-Nur : 31).
Allah telah membuatmu sangat mahal. Bayangkan, untuk bisa menyentuhmu, memesraimu dan menidurimu, Allah memerintahkan laki-laki yang meminangmu untuk membayar mahar yang disebut “emas kawin.” Bayangkan, tidak main-main, “emas.” Emas adalah logam mulia yang mahal dan simbol perhiasa paling mewah. Allah mensejajarkanmu dengan emas. Apa tidak merendahkan dan menghinakan dirimu, ketika syarat emas itu engkau gratiskan dan mudahkan pada laki-laki tidak sah untuk menikmatimu demi kesenangan nafsu syahwatmu? Ketika tubuhmu dinikmati laki-laki yang tidak sah, engkau benar-benar telah memurahkan dan menghinakan dirimu menjadi sampah yang tidak berharga.
Akankah engkau terus menghinakan diri dan mengkhianati tiga sosok kemuliaan dan keagungan sekaligus: Ibu, Nabi dan Allah sendiri? Betapa beraninya engkau. Bukankah itu berarti hidupnya hanya menantang kecelakaan saja? Bila begitu, apa artinya hidup berlama-lama kalau ujungnya hanya akan celaka di akhirat kelak?? Memang tujuan hidupmu mau apa dan engkau mau kemana kelak setelah mati?? Dan bukankah mati tidak memandang usia? Bukankah betapa banyak gadis perempuan mati muda dan belum sempat merubah hidupnya dan bartaubat???
Wednesday, November 6, 2013
Hanya Kepada Mu Ya Allah.
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku memohon pertolongan
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku bersujud
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku berlindung
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku meluahkan segalanya
Hanya Kepada Mu Ya Allah...ku serahkan jiwa dan raga
Hanya Kepada Mu Ya Allah...ku serahkan segala urusanku
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku bertaubat
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku berzikir
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku menangis
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku merindui
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku mencintai
Hanya Kepada Mu Ya Allah...aku memohon petunjuk
"Ya Allah, tetapkanlah hati hamba mu ini, mantapkanlah hati hamba mu ini di atas agama Mu Ya Allah."
"Tiada yang lain selain Mu Ya Allah. Sesungguhnya kami amat merinduimu Ya Allah dan jugak merindui kekasih mu Muhammad S.A.W"
p/s : solatku..ibadahku..hidup dan matiku hanya kerana Allah.
Tempat kerja ku
Assalammualaikum semua....
Sudahkan kalian berselawat kepada Nabi Muhammad saw... (kalo belum lagi jum kita selawat jap )
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
.......... Alhamdulillah pada ...Allah tu maha pemurah jd kalo kita xdpt pe yg di inginkan jgn la bersedih tapi byk bersabar dan sangka Baik dgn Allah... insyaAllah ada la rezeki yg lain allah bg pd kita....
insyaAllah aku akan menjadi yg terbaek pd diri ku.....lebih baik dr sebelum nie...
niat bekerja lillahi ta'ala
jg aurat.....Jg tingkahlaku...jg ibadat kpd Allah......
InsyaAllah berkat~
Sudahkan kalian berselawat kepada Nabi Muhammad saw... (kalo belum lagi jum kita selawat jap )
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
.......... Alhamdulillah pada ...Allah tu maha pemurah jd kalo kita xdpt pe yg di inginkan jgn la bersedih tapi byk bersabar dan sangka Baik dgn Allah... insyaAllah ada la rezeki yg lain allah bg pd kita....
insyaAllah aku akan menjadi yg terbaek pd diri ku.....lebih baik dr sebelum nie...
niat bekerja lillahi ta'ala
jg aurat.....Jg tingkahlaku...jg ibadat kpd Allah......
InsyaAllah berkat~
TUNJUK AKU JALAN YANG LURUS - Hikmah Disebalik K.E.S.U.N.Y.I.A.N -
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar“
(Surah Al-Anfaal ; 46)
sabda Nabi s.a.w:
إحرص على ما ينفعك, واستعن بالله ولا تعجز, فإن أصا بك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا وكذا لكن كذا وكذا, ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل, فإن (لو) تفتح عمل الشيطان
“Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat). Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah ‘Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala (Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya).’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan syaitan.”
(Shahih, riwayat Muslim)
Sabda Rasulullah s.a.w lagi:
لا يؤمن عبد حتى يؤمن بالقدر خبره وشره حتى بعلم أن ما أصابه لم يكن ليخطئه وأن ما أخطأه لم يكن ليصيبه
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.”
(Shahih, riwayat Tirmidzi)
Nabi saw bersabda,
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis kerana takutkan Allah sampai susu [yang telah diperah] dapat masuk kembali ke tempat keluarnya.”
(Imam Tirmidzi ).
Kata- kata Dr. Maza:-
“Bila sedih datang, manusia mula runsing. Mula mencari jalan bagaimana nak keluar daripada sedih, bgaimana nak keluar dari dukacita dalam kehidupan. Ramai orang yang menemui Allah, dan mencari Allah ketika dia sedih. Dan tak ramai orang mencari Allah ketika dia gembira. Walaupun kita tak disuruh mencari sedih, tapi sedih Berjaya membawa orang berjumpa Allah.”
(Surah Al-Anfaal ; 46)
sabda Nabi s.a.w:
إحرص على ما ينفعك, واستعن بالله ولا تعجز, فإن أصا بك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا وكذا لكن كذا وكذا, ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل, فإن (لو) تفتح عمل الشيطان
“Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat). Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah ‘Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala (Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya).’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan syaitan.”
(Shahih, riwayat Muslim)
Sabda Rasulullah s.a.w lagi:
لا يؤمن عبد حتى يؤمن بالقدر خبره وشره حتى بعلم أن ما أصابه لم يكن ليخطئه وأن ما أخطأه لم يكن ليصيبه
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.”
(Shahih, riwayat Tirmidzi)
Nabi saw bersabda,
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis kerana takutkan Allah sampai susu [yang telah diperah] dapat masuk kembali ke tempat keluarnya.”
(Imam Tirmidzi ).
Kata- kata Dr. Maza:-
“Bila sedih datang, manusia mula runsing. Mula mencari jalan bagaimana nak keluar daripada sedih, bgaimana nak keluar dari dukacita dalam kehidupan. Ramai orang yang menemui Allah, dan mencari Allah ketika dia sedih. Dan tak ramai orang mencari Allah ketika dia gembira. Walaupun kita tak disuruh mencari sedih, tapi sedih Berjaya membawa orang berjumpa Allah.”
Saturday, September 21, 2013
Peringatan Untuk Diriku Yang sering Lupa
Setelah sekian lama kita mengecap nikmat kurniaan Ilahi di dunia ini, ayuhlah kita menghitung sejauh mana kita sudah mensyukuri nikmat yangtelah disirami ke atas kita oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang. Ayuhlah kita menghisab diri kita,mudah-mudahan kita sedar sejauh mana kita telah mentaati titah perintah-NYA :
1. Ketika kita sembahyang, zahirnya kita berdiri, rukuk dan sujud dengan mulut terkumat-kamit memuji dan berdoa kepada Allah, tetapi hati dan ingatan kita dimana ? Adakah juga mengadap Allah, khusyuk dan tawadduk serta rasa rendah diri dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut kepada Allah SWT ? Ataukah hati kita terbangmenerawang ke merata tempat dengan membelakangkan Allah Yang Maha Perkasa ?
2. Pernahkah kita merasa indah dapat bersendirian di tempat sunyi kerana mengingati Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya kepada-Nya, merasarendah diri dan hina, menyesali dosa dan kelalaian, mengingati-Nya sambil berazam untuk memperbanyakkan amal bakti pada-Nya ?
3. Kalau ada orang Islam yang sakit dan menderita atau miskin, adakah hati kita rasa belas kasihan untuk membantu atau tolong mendoakan dari jauh agar kehidupan mereka diselubungi sifat sabar dan redha ?
4. Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa dan kemungkaran yang pernah kita lakukan sambil menangis kerana taubat kita terlalu sedikitberbanding dosa kita yang menggunung tinggi yang menjadi asbab kitamenjadi bahan bakaran api neraka ?
5. Selalukah hati kita sentiasa ingat pada mati yang boleh mendatangi kita bila-bila masa ? Seandainya kita dijemput kembali ke pangkuan Allah dalam keadaan berlumuran dengan dosa alangkah malangnya nasib kita.
6. Ketika kita menerima rezki atau taqdir yang tidak seperti kita idamkan, dapatkah hati kita rasa sabar dan redha serta syukur keranan ketentuan Allah telah mengatasi kehendak kita sebagai tanda Maha Berkuasanya Allah dan maha lemahnya kita ?
7. Di waktu mendapat nikmat, terasakah hati kita bahawa nikmat itu merupakan pemberian dan pinjaman Allah untuk kita syukuri ? Atau apakahnikmat tersebut kita gunakan untuk menunjuk-nunjuk, berlaku ujub dan riyak kepada makhluk Allah yang kurang bernasib baik ?
8. Seandainya kita miskin dapatkah kita rasa bahagia dengan kemiskinan dan rasa lapang kerana diakhirat nanti Rasulullah SAW akan dibangkitkanbersama-sama orang yang miskin ?
9. Kalau ada orang yang mencerca kita, mampukah hati kita berlaku tenang tanpa susah dan sakit hati, serta menganggap cercaan itu sebagai kifarahdosa untuk kita jadikan cermin buat memperbaiki diri kita menuju ke negara yang kekal abadi ?
10. Di kala kita menganiaya seseorang dan berlaku salah dengan manusia yang lain, datangkah rasa takut akan kemurkaan Allah pada kita dansanggupkah kita menyusun sepuluh jari untuk memohon keampunan maaf sambil mengaku kesalahan kita ?
11. Allah anugerahkan deria penglihatan kepada kita, apakah kita gunakannya untuk melinangkan air mata di atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan penuh rasa kesal atau apakah kita gunakannya untuk melihatperkara-perkara yang dilarang oleh Allah ?
Oleh marilah sama-sama kita renungi ke dalam diri kita, apakah kita peka kepada titah perintah Allah atau sebaliknya ? Jadikanlah setiap peristiwa dan perbuatan yang berlaku sebagai cermin untuk menyuluh kesilapan dan keburukan diri sendiri agar mudah untuk kita memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik.
1. Ketika kita sembahyang, zahirnya kita berdiri, rukuk dan sujud dengan mulut terkumat-kamit memuji dan berdoa kepada Allah, tetapi hati dan ingatan kita dimana ? Adakah juga mengadap Allah, khusyuk dan tawadduk serta rasa rendah diri dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut kepada Allah SWT ? Ataukah hati kita terbangmenerawang ke merata tempat dengan membelakangkan Allah Yang Maha Perkasa ?
2. Pernahkah kita merasa indah dapat bersendirian di tempat sunyi kerana mengingati Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya kepada-Nya, merasarendah diri dan hina, menyesali dosa dan kelalaian, mengingati-Nya sambil berazam untuk memperbanyakkan amal bakti pada-Nya ?
3. Kalau ada orang Islam yang sakit dan menderita atau miskin, adakah hati kita rasa belas kasihan untuk membantu atau tolong mendoakan dari jauh agar kehidupan mereka diselubungi sifat sabar dan redha ?
4. Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa dan kemungkaran yang pernah kita lakukan sambil menangis kerana taubat kita terlalu sedikitberbanding dosa kita yang menggunung tinggi yang menjadi asbab kitamenjadi bahan bakaran api neraka ?
5. Selalukah hati kita sentiasa ingat pada mati yang boleh mendatangi kita bila-bila masa ? Seandainya kita dijemput kembali ke pangkuan Allah dalam keadaan berlumuran dengan dosa alangkah malangnya nasib kita.
6. Ketika kita menerima rezki atau taqdir yang tidak seperti kita idamkan, dapatkah hati kita rasa sabar dan redha serta syukur keranan ketentuan Allah telah mengatasi kehendak kita sebagai tanda Maha Berkuasanya Allah dan maha lemahnya kita ?
7. Di waktu mendapat nikmat, terasakah hati kita bahawa nikmat itu merupakan pemberian dan pinjaman Allah untuk kita syukuri ? Atau apakahnikmat tersebut kita gunakan untuk menunjuk-nunjuk, berlaku ujub dan riyak kepada makhluk Allah yang kurang bernasib baik ?
8. Seandainya kita miskin dapatkah kita rasa bahagia dengan kemiskinan dan rasa lapang kerana diakhirat nanti Rasulullah SAW akan dibangkitkanbersama-sama orang yang miskin ?
9. Kalau ada orang yang mencerca kita, mampukah hati kita berlaku tenang tanpa susah dan sakit hati, serta menganggap cercaan itu sebagai kifarahdosa untuk kita jadikan cermin buat memperbaiki diri kita menuju ke negara yang kekal abadi ?
10. Di kala kita menganiaya seseorang dan berlaku salah dengan manusia yang lain, datangkah rasa takut akan kemurkaan Allah pada kita dansanggupkah kita menyusun sepuluh jari untuk memohon keampunan maaf sambil mengaku kesalahan kita ?
11. Allah anugerahkan deria penglihatan kepada kita, apakah kita gunakannya untuk melinangkan air mata di atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan penuh rasa kesal atau apakah kita gunakannya untuk melihatperkara-perkara yang dilarang oleh Allah ?
Oleh marilah sama-sama kita renungi ke dalam diri kita, apakah kita peka kepada titah perintah Allah atau sebaliknya ? Jadikanlah setiap peristiwa dan perbuatan yang berlaku sebagai cermin untuk menyuluh kesilapan dan keburukan diri sendiri agar mudah untuk kita memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik.
Peringatan Untuk Diriku Yang sering Lupa
Setelah sekian lama kita mengecap nikmat kurniaan Ilahi di dunia ini, ayuhlah kita menghitung sejauh mana kita sudah mensyukuri nikmat yangtelah disirami ke atas kita oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang. Ayuhlah kita menghisab diri kita,mudah-mudahan kita sedar sejauh mana kita telah mentaati titah perintah-NYA :
1. Ketika kita sembahyang, zahirnya kita berdiri, rukuk dan sujud dengan mulut terkumat-kamit memuji dan berdoa kepada Allah, tetapi hati dan ingatan kita dimana ? Adakah juga mengadap Allah, khusyuk dan tawadduk serta rasa rendah diri dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut kepada Allah SWT ? Ataukah hati kita terbangmenerawang ke merata tempat dengan membelakangkan Allah Yang Maha Perkasa ?
2. Pernahkah kita merasa indah dapat bersendirian di tempat sunyi kerana mengingati Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya kepada-Nya, merasarendah diri dan hina, menyesali dosa dan kelalaian, mengingati-Nya sambil berazam untuk memperbanyakkan amal bakti pada-Nya ?
3. Kalau ada orang Islam yang sakit dan menderita atau miskin, adakah hati kita rasa belas kasihan untuk membantu atau tolong mendoakan dari jauh agar kehidupan mereka diselubungi sifat sabar dan redha ?
4. Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa dan kemungkaran yang pernah kita lakukan sambil menangis kerana taubat kita terlalu sedikitberbanding dosa kita yang menggunung tinggi yang menjadi asbab kitamenjadi bahan bakaran api neraka ?
5. Selalukah hati kita sentiasa ingat pada mati yang boleh mendatangi kita bila-bila masa ? Seandainya kita dijemput kembali ke pangkuan Allah dalam keadaan berlumuran dengan dosa alangkah malangnya nasib kita.
6. Ketika kita menerima rezki atau taqdir yang tidak seperti kita idamkan, dapatkah hati kita rasa sabar dan redha serta syukur keranan ketentuan Allah telah mengatasi kehendak kita sebagai tanda Maha Berkuasanya Allah dan maha lemahnya kita ?
7. Di waktu mendapat nikmat, terasakah hati kita bahawa nikmat itu merupakan pemberian dan pinjaman Allah untuk kita syukuri ? Atau apakahnikmat tersebut kita gunakan untuk menunjuk-nunjuk, berlaku ujub dan riyak kepada makhluk Allah yang kurang bernasib baik ?
8. Seandainya kita miskin dapatkah kita rasa bahagia dengan kemiskinan dan rasa lapang kerana diakhirat nanti Rasulullah SAW akan dibangkitkanbersama-sama orang yang miskin ?
9. Kalau ada orang yang mencerca kita, mampukah hati kita berlaku tenang tanpa susah dan sakit hati, serta menganggap cercaan itu sebagai kifarahdosa untuk kita jadikan cermin buat memperbaiki diri kita menuju ke negara yang kekal abadi ?
10. Di kala kita menganiaya seseorang dan berlaku salah dengan manusia yang lain, datangkah rasa takut akan kemurkaan Allah pada kita dansanggupkah kita menyusun sepuluh jari untuk memohon keampunan maaf sambil mengaku kesalahan kita ?
11. Allah anugerahkan deria penglihatan kepada kita, apakah kita gunakannya untuk melinangkan air mata di atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan penuh rasa kesal atau apakah kita gunakannya untuk melihatperkara-perkara yang dilarang oleh Allah ?
Oleh marilah sama-sama kita renungi ke dalam diri kita, apakah kita peka kepada titah perintah Allah atau sebaliknya ? Jadikanlah setiap peristiwa dan perbuatan yang berlaku sebagai cermin untuk menyuluh kesilapan dan keburukan diri sendiri agar mudah untuk kita memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik.
1. Ketika kita sembahyang, zahirnya kita berdiri, rukuk dan sujud dengan mulut terkumat-kamit memuji dan berdoa kepada Allah, tetapi hati dan ingatan kita dimana ? Adakah juga mengadap Allah, khusyuk dan tawadduk serta rasa rendah diri dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut kepada Allah SWT ? Ataukah hati kita terbangmenerawang ke merata tempat dengan membelakangkan Allah Yang Maha Perkasa ?
2. Pernahkah kita merasa indah dapat bersendirian di tempat sunyi kerana mengingati Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya kepada-Nya, merasarendah diri dan hina, menyesali dosa dan kelalaian, mengingati-Nya sambil berazam untuk memperbanyakkan amal bakti pada-Nya ?
3. Kalau ada orang Islam yang sakit dan menderita atau miskin, adakah hati kita rasa belas kasihan untuk membantu atau tolong mendoakan dari jauh agar kehidupan mereka diselubungi sifat sabar dan redha ?
4. Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa dan kemungkaran yang pernah kita lakukan sambil menangis kerana taubat kita terlalu sedikitberbanding dosa kita yang menggunung tinggi yang menjadi asbab kitamenjadi bahan bakaran api neraka ?
5. Selalukah hati kita sentiasa ingat pada mati yang boleh mendatangi kita bila-bila masa ? Seandainya kita dijemput kembali ke pangkuan Allah dalam keadaan berlumuran dengan dosa alangkah malangnya nasib kita.
6. Ketika kita menerima rezki atau taqdir yang tidak seperti kita idamkan, dapatkah hati kita rasa sabar dan redha serta syukur keranan ketentuan Allah telah mengatasi kehendak kita sebagai tanda Maha Berkuasanya Allah dan maha lemahnya kita ?
7. Di waktu mendapat nikmat, terasakah hati kita bahawa nikmat itu merupakan pemberian dan pinjaman Allah untuk kita syukuri ? Atau apakahnikmat tersebut kita gunakan untuk menunjuk-nunjuk, berlaku ujub dan riyak kepada makhluk Allah yang kurang bernasib baik ?
8. Seandainya kita miskin dapatkah kita rasa bahagia dengan kemiskinan dan rasa lapang kerana diakhirat nanti Rasulullah SAW akan dibangkitkanbersama-sama orang yang miskin ?
9. Kalau ada orang yang mencerca kita, mampukah hati kita berlaku tenang tanpa susah dan sakit hati, serta menganggap cercaan itu sebagai kifarahdosa untuk kita jadikan cermin buat memperbaiki diri kita menuju ke negara yang kekal abadi ?
10. Di kala kita menganiaya seseorang dan berlaku salah dengan manusia yang lain, datangkah rasa takut akan kemurkaan Allah pada kita dansanggupkah kita menyusun sepuluh jari untuk memohon keampunan maaf sambil mengaku kesalahan kita ?
11. Allah anugerahkan deria penglihatan kepada kita, apakah kita gunakannya untuk melinangkan air mata di atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan penuh rasa kesal atau apakah kita gunakannya untuk melihatperkara-perkara yang dilarang oleh Allah ?
Oleh marilah sama-sama kita renungi ke dalam diri kita, apakah kita peka kepada titah perintah Allah atau sebaliknya ? Jadikanlah setiap peristiwa dan perbuatan yang berlaku sebagai cermin untuk menyuluh kesilapan dan keburukan diri sendiri agar mudah untuk kita memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)